Inovasi dan Kolaborasi Universitas Negeri Medan dalam Menyongsong Era Industri 4.0


Inovasi dan kolaborasi Universitas Negeri Medan (Unimed) menjadi kunci dalam menyongsong era industri 4.0 yang sedang berkembang pesat. Menurut Rektor Unimed, Prof. Dr. Syawal Gultom, inovasi dan kolaborasi merupakan dua hal yang sangat penting untuk memastikan keberhasilan institusi dalam menghadapi tantangan industri 4.0.

“Inovasi adalah kuncinya. Kita harus terus berinovasi dalam hal pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat agar dapat bertahan dan berkembang di era yang semakin digital ini,” ujar Prof. Syawal.

Salah satu contoh inovasi yang dilakukan oleh Unimed adalah pengembangan program studi baru yang sesuai dengan kebutuhan industri 4.0, seperti Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teknik Elektro, dan lain sebagainya. Dengan adanya program studi ini, diharapkan lulusan Unimed dapat siap bersaing di pasar kerja yang semakin ketat.

Selain inovasi, kolaborasi juga menjadi fokus utama Unimed dalam menyongsong era industri 4.0. Unimed aktif menjalin kerjasama dengan berbagai institusi dan perusahaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian yang dilakukan.

Menurut Dr. Elvina, Dekan Fakultas Teknik Unimed, kolaborasi dengan industri sangat penting untuk memastikan relevansi kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja. “Kami terus berupaya menjalin kerjasama dengan industri untuk mendapatkan masukan yang berharga dalam pengembangan kurikulum,” ujarnya.

Tak hanya itu, Unimed juga aktif mengadakan seminar, workshop, dan pelatihan bersama dengan industri untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dan dosen. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan Unimed dapat menghasilkan lulusan yang siap langsung terjun ke dunia kerja.

Dengan terus melakukan inovasi dan kolaborasi, Universitas Negeri Medan siap menyongsong era industri 4.0 dengan penuh semangat dan keyakinan. “Kami akan terus berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di era digital ini,” tutup Prof. Syawal.